NUNUKAN – Speedboat dengan rute Sebatik – Tarakan pulang-pergi (PP), sering alami mati mesin atau mogok dalam perjalanan, yang akhirnya membuat para penumpang pun mengeluh, tak sedikit dari mereka juga lelah lantaran perjalanan yang ditempuh sekitar dua setengah jam menjadi molor hingga bisa mencapai empat jam, sehingga kebanyakan waktu terbuang akibat speedboat sering alami mati mesin.
Akibat kejadian tersebut penumpang pun meluapkan kekesalannya kepada petugas yang ada di pelabuhan Sungai Nyamuk – Sebatik. Seperti yang dilakukan Dedy Kamsidi bersama rekan-rekanya dan penumpang lain .
Dedy Kamsidi Warga Sebatik mengeluhkan dimana saat melakukan perjalanan dari Sebatik ke Tarakan PP menggunakan armada speed boat Sadewa Express Tarakan pada Senin, (17/03/2025) dan balik keesokan harinya Selasa balik lagi dari Tarakan ke Sebatik (18/03/2025), tidak mendapatkan kenyamanan selama perjalanan.
“Senin, Pukul 09.30 WITA kami bertolak dari pelabuhan Sebatik diperjalanan, speed macet beberapa kali, dengan kondisi AC mati kami sebagai penumpang kepanasan disana begitupun dengan penumpang anak-anak yang menangis, lalu keesokan harinya Jadwal speed yang berangkat Pukul 2 molor setengah jam, dan ketika dalam perjalanan speed kembali mati mesin beberapa kali dengan durasi yang lama, dan kami mengalami ketegangan yang dahsyat, di samping juga cuaca yang tidak baik saat itu anak-anak kepanasan dan menangis, dengan kondisi itu sebagai penumpang kami merasa dirugikan tidak mendapatkan kenyamanan,” tutur Dedy.
Dedy juga menyayangkan sebagai konsumen yang telah melakukan kewajiban membayar tiket tidak mendapatkan pelayanan yang baik dan nyaman selama dalam perjalanan karena transportasi yang rusak bukan Karena faktor alam.
“Kami sudah menunaikan kewajiban kami dengan membayar tiket, namun pergi dan pulang nya tidak mendapatkan kenyamanan,”tegasnya Rabu (19/03/2025).
Kini Dedy meminta kepada pihak-pihak terkait yakni BPTD Kaltara (Balai Pengelola Transportasi Darat Kalimantan Utara) dan Pemilik speedboat serius menangani pengelola dan pemilik transportasi.
“Kami meminta pihak-pihak terkait BPTD serius menangani pengelola dan pemilik transportasi jangan sampai masyarakat atau nyawa masyarakat yang digadaikan, kenapa tidak mengantisipasi sejak dini, memperhatikan kejadian-kejadian belum lama ini yang diakibatkan karena transportasi yang tidak layak pakai, sama seperti yang kami alami ini kami merasa sangat dirugikan, di Sebatik ini ada Sadewa pengganti kapasitasnya memang lebih besar tetapi sering juga mengalami hal seperti ini dan baru kali ini kami utarakan,” ujar Dedy lagi.
“BPTD di Tarakan harus lebih memperhatikan hal ini sebelum memberangkatkan terkhusus bagi pemilik , agen kapal dan motorisnya yang harus bertanggung jawab atas keselamatan dan kenyamanan para penumpang, Kalau pemilik kapal dan atau agen tersebut tidak mampu menyediakan sarana transportasi yang layak, mundur dan segera pemerintah yang ambil alih terkait hal tersebut,” tambahnya.
Menanggapi hal Tersebut Kepala UPP Sungai Nyamuk, Syaharuddin mengatakan KUPP Sungai Nyamuk hanya sebagai penyedia fasilitas (terminal) atau pelabuhan tujuan dari tarakan.
“Keluhan tersebut bisa disampaikan ke Pemilik speedboat dan Nakhoda dan kami juga akan menyampaikan langsung keluhan penumpang, mengingat KUPP Sungai Nyamuk hanya sebagai penyedia fasilitas pelabuhan yang selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik selama penumpang berada di terminal. Saya rasa itu hal yang wajar yang harus disampaikan para penumpang terkait pelayanan kepada operator kapal, pemilik atau awak kapal speedboat karna itu menjadi kewajiban tanggung jawab dalam pelayanan selama dalam pelayaran dan pemilik speed boat wajib memberikan rasa nyaman, selamat dan aman setiap para penumpang”, ujar Syaharuddin.
Namun dalam hal ini Syaharuddin juga telah menyampaikan dan menegur langsung ke pemilik speed boat dan agen serta nahkoda tersebut agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami juga sudah menegur langsung pemilik, agen dan nakhoda atau pengelola transportasi, agar hal ini jangan terulang lagi dan harus segera diantisipasi dengan melakukan perbaikan -perbaikan jangan tunggu ada masalah lagi, sebab kejadian serupa juga pernah saya alami sendiri empat jam dalam pelayaran.” ucapnya, Rabu (19/03/2025).
Terkait pengawasan kembali Syaharuddin menegaskan agar masyarakat juga dapat memahami keberangkatan dan berlayarnya speedboat masih dibawah pengawasan BPTD.
“Speedboat ini diberangkat dan dibawah pengawasan BPTD bukan Syahbandar , tugas kami memberikan pelayanan ketika di pelabuhan dan menyiapkan fasiltas sandar kapal sungai danau penyeberangan bukan terhadap pengawasan keselamatan setiap speed boat. terkait pengawasan keselamatan masih ranah BPTD dan belum ada penyerahan ke Syahbandar. Ini pun sudah kami jelaskan kepada penumpang yang mengalami kerugian dan beliaupun mengerti . Saya berharap pemilik speedboat Sadewa segera koreksi dan perbaiki layanan. Dan kami telah mendapat jawaban dari ownernya setelah di hubungi via seluler akan segera melakukan perbaikan”, ungkapnya. Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah menyampaikan kritikan dan sarannya kepada kami sehingga dapat kami teruskan kepada pemilik speed boat, insyallah semoga kedepan akan lebih baik.
Pada kesempatan ini kembali Syaharuddin menekankan pengawasan BPTD harus lebih giat, serta kepada petugas BPTD yang ditugaskan di pelabuhan Sungai Nyamuk harus tampil didepan, dan kami siap membantu untuk berkolaborasi.” imbuhnya.(*)